Sabtu, 19 Januari 2013

Arti Penting Jarak Kehamilan


Begitu melahirkan anak pertamanya, sebagian pasangan suami istri ingin segera merencanakan kehamilan berikutnya. Tentunya hal ini bukannya tanpa alasan. Salah satu alasan ingin cepat mendapatkan anak lagi adalah untuk melengkapi sang buah hati pertamanya tersebut. Misalnya saja kalau anak yang pertama itu berjenis kelamin perempuan maka ingin segera melengkapinya dengan seorang bayi laki-laki. Disamping itu juga kadang ada alasan lain misalnya alasan mumpung masih muda atau ingin membuat jarak antara si kakak dan adik tidak terpaut terlampau jauh.

Maka pada jarak berapakah bagi masing-masing kelahiran bisa dikatakan aman ? Menurut penelitian, sebaiknya jarak terdekat dari proses persalinan pertama dan kedua adalah paling tidak delapan belas bulan. Lantas bagaimana kalau kurang dari itu ?

Jika kurang dari itu, maka menurut dunia medis itu mengandung berbagai resiko negatif baik bagi sang ibu maupun sang anak. Kehamilan dengan rentang jarak terlalu pendek berpotensi resiko terhadap tidak maksimalnya pembentukan makanan cadangan untuk janin serta bagi sang ibu sendiri. Ini disebabkan kondisi rahim yang bisa jadi belum benar-benar pulih. Sebagai akibatnya, bayi yang lahir rentan dengan kemungkinan kurangnya berat badan atau kekurangan zat gizi yang pada ujungnya membuat sang buah hati cenderung tidak sehat. Bahkan penelitian lain menyebutkan bahwa kehamilan dengan jarak pendek beresiko autisme pada bayi.

Sedangkan bagi ibu, itu akan beresiko pada potensi pendarahan saat proses persalinan. Bahkan yang lebih parah lagi adalah resiko keguguran. Untuk itu, maka fakta ini hendaknya menjadi pertimbangan bagi anda yang ingin punya anak lagi dengan segera.


Baca juga :